Giyan Antari recognizes and admires the profound impact of education in her community and graduated from college with a Bachelor’s degree in Teaching. In 2014, she began her career working for the Green School in Bali as their Communications Assistant and Coordinator for a Community Integration program called Kul Kul Connection. These experiences allowed her to develop an understanding of both the importance and the beauty of diversity and collaboration in achieving goals.

The dynamic and sustainability-oriented culture of the Green School inspired Giyan to work towards a Master’s degree in Environmental Studies in 2016. Giyan is especially proud of her work with the Organic Transition Rice Planting Project, a collaboration between the international communities of the Green School and local farmers in providing chemical free rice. This program has successfully engaged 5 local farmers, 27 international parents, and protected nearly 1 hectare of rice-field from harmful chemicals. The collaboration and hard work of her program participants has not only nurtured an appreciation for local farmers, but has also provided healthy organic rice to many members of the community.
Kolaborasi antara komunitas internasional dan petani lokal untuk menyediakan beras bebas bahan kimia kepada masyarakat.
Giyan Antari menyadari dan mengagumi dampak besar pendidikan di komunitasnya dan lulus dari perguruan tinggi dengan gelar Sarjana Pengajaran. Pada tahun 2014, ia memulai karirnya dengan bekerja di Green School di Bali sebagai Asisten Komunikasi dan Koordinator untuk program Integrasi Komunitas yang disebut Kul Kul Connection. Pengalaman ini memungkinkannya untuk mengembangkan pemahaman tentang pentingnya dan keindahan keanekaragaman dan kolaborasi dalam mencapai tujuan.

Budaya Sekolah Hijau yang dinamis dan berorientasi pada keberlanjutan menginspirasi Giyan untuk meraih gelar Magister Studi Lingkungan pada tahun 2016. Giyan sangat bangga dengan karyanya di Proyek Penanaman Padi Transisi Organik, sebuah kolaborasi antara komunitas internasional Sekolah Hijau dan petani lokal dalam menyediakan beras bebas kimia. Program ini telah berhasil melibatkan 5 petani lokal, 27 dewasa internasional, dan melindungi hampir 1 hektar sawah dari bahan kimia berbahaya. Kolaborasi dan kerja keras para peserta program tidak hanya menumbuhkan apresiasi bagi petani lokal, tetapi juga memberikan beras organik yang sehat kepada banyak warga masyarakat.