Liza Apriani is the Co-founder and Chief of Community and Stakeholders Engagement Officer at Handep, a social enterprise based in Central Kalimantan, where she is directly involved in the production of ethical and sustainable rattan weavings and leads the community engagement process. Each product is designed with connection and story to the artisan who created it. Handep is currently in partnership with 88 Dayak women weavers. Through community meetings, value mapping, resource and problem identification, and stakeholders’ involvement, Liza ensures that the products are fair trade.

Liza has actively participated in green youth movements across Central Kalimantan since her university days. In one of her prominent roles, she serves as a movement initiator for the Earth Hour Central Kalimantan chapter. During her exchange year at Hokkaido University, Liza explored a vast range of sustainability issues globally. Aside from this, she also works as a freelance research assistant for international researchers on sustainability topics which include forest conservation, mining, and peatland.

As a Dayak woman herself, Liza cares passionately about community empowerment and environmental issues and enjoys spending time with the people in the villages while helping them grow. She is committed to creating a sustainable economic development that draws on local wisdom and values as she is concerned about the condition of her homeland and forests.

Mengorganisir produksi tenun rotan yang etis dan berkelanjutan oleh perempuan Dayak.
Liza Apriani adalah Co-founder dan Chief of Community and Stakeholder Engagement Officer di Handep, sebuah perusahaan sosial yang berbasis di Kalimantan Tengah, di mana dia terlibat langsung dalam produksi anyaman rotan yang etis dan berkelanjutan serta memimpin proses keterlibatan masyarakat. Setiap produk dirancang dengan hubungan dan cerita dengan pengrajin yang membuatnya. Handep saat ini bermitra dengan 88 perempuan penenun Dayak. Melalui pertemuan komunitas, pemetaan nilai, identifikasi sumber daya dan masalah, serta pelibatan pemangku kepentingan, Liza memastikan bahwa produknya fair trade.

Liza aktif berpartisipasi dalam gerakan pemuda hijau di Kalimantan Tengah sejak masa kuliahnya. Dalam salah satu peran utamanya, ia berperan sebagai pemrakarsa gerakan untuk Earth Hour cabang Kalimantan Tengah. Selama tahun pertukarannya di Universitas Hokkaido, Liza mengeksplorasi berbagai masalah keberlanjutan secara global. Selain itu, ia juga bekerja sebagai asisten peneliti lepas untuk peneliti internasional pada topik keberlanjutan yang meliputi konservasi hutan, pertambangan, dan lahan gambut.

Sebagai perempuan Dayak sendiri, Liza sangat peduli dengan pemberdayaan masyarakat dan masalah lingkungan serta menikmati menghabiskan waktu bersama masyarakat di desa sambil membantu mereka berkembang. Ia berkomitmen untuk menciptakan pembangunan ekonomi berkelanjutan yang bertumpu pada kearifan lokal dan nilai-nilai kepedulian terhadap kondisi tanah air dan hutannya.